Berita Indonesia Terbaru Hari Ini

CGTN: ‘Dongji Rescue’: Kemanusiaan Ditempa dalam Darah dan Api

'Dongji Rescue': Humanity forged in blood and fire

(SeaPRwire) –   BEIJING, Aug. 10, 2025 — Film “Dongji Rescue,” yang didasarkan pada tenggelamnya kapal Jepang Lisbon Maru pada tahun 1942 setelah ditorpedo oleh pasukan Amerika, adalah kisah yang mengharukan tentang nelayan Tiongkok dari Pulau Dongji terdekat yang dengan berani menyelamatkan lebih dari 1800 tahanan perang Inggris di atas kapal meskipun tentara Jepang menembaki.

Ini bukan hanya pandangan yang menyentuh tentang babak sejarah yang terlupakan. “Dongji Rescue” mewujudkan prinsip bahwa mengingat sejarah bukan tentang melanggengkan kebencian, tetapi tentang belajar darinya untuk menjaga perdamaian.

Ketika Lisbon Maru tenggelam, pasukan Jepang, alih-alih melakukan upaya penyelamatan, dengan kejam menutup palka kapal dan menembaki para tahanan yang mencoba melarikan diri.

Berbeda dengan kebrutalan dan kekejaman mereka, para nelayan Tiongkok setempat, meskipun sangat menderita di bawah perang, menunjukkan prinsip mereka bahwa “menyelamatkan hidup adalah kebajikan yang lebih besar daripada membangun pagoda tujuh tingkat.”

Dengan mempertaruhkan nyawa mereka, mereka membawa perahu tipis mereka di dekat kapal yang tenggelam untuk menyelamatkan ratusan tawanan perang. Tindakan welas asih tanpa pamrih dan tanpa batas ini bersinar sebagai suar dalam kegelapan perang, menyoroti rasa tanggung jawab dan komitmen warga Tiongkok biasa di masa krisis.

Rilis film ini sangat signifikan dalam lanskap global yang kompleks dan bergejolak saat ini di mana beberapa negara masih mengejar hegemonisme dan unilateralisme dalam urusan internasional, dan konflik terus meletus, mengancam perdamaian dunia.

Sikap Jepang terhadap masalah sejarah tetap sangat mengecewakan. Alih-alih mengakui dan menebus agresi masa perangnya, ia telah berusaha untuk mencuci sejarah invasinya. Tokyo mendistorsi buku teks dan membenarkan kunjungan ke yang disebut Kuil Yasukuni, yang sebenarnya memperingati lebih dari 1.000 penjahat perang Perang Dunia II yang dihukum. Ini adalah penodaan kebenaran sejarah dan penghinaan terhadap bangsa-bangsa yang menjadi korban Jepang.

Seperti yang dikatakan Guan Hu, sutradara “Dongji Rescue,” “Mendistorsi dan memutarbalikkan sejarah lebih mengerikan daripada melupakannya. Saya merasa bahwa saya harus memberi tahu semua orang kebenaran melalui film.”

Melalui kekuatan sinema, “Dongji Rescue” menghidupkan kembali ingatan akan sejarah sejati ini, mengingatkan kita bahwa sejarah tidak boleh dilupakan, dan tentu saja tidak dipalsukan. Kita mengingat sejarah bukan untuk melanggengkan kebencian atau membalas dendam terhadap bangsa tertentu tetapi untuk mengambil pelajaran darinya – untuk memahami betapa berharganya perdamaian dan untuk mempertahankannya dengan lebih tegas.

Banyak yang tidak menyadari apa yang terjadi di Pulau Dongji di Laut Cina Timur selama Perang Dunia II dan peran Tiongkok dalam perang tersebut. Pada peringatan 80 tahun Perang Perlawanan, melalui film dan laporan, dunia telah belajar bagaimana orang Cina melawan penjajah delapan dekade lalu. Kenangan ini mengungkap kekejaman yang dilakukan oleh Jepang.

Tiongkok akan selalu menjadi pembangun perdamaian dunia dan kontributor pembangunan global. Dengan memperjuangkan visi komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, Tiongkok berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan global.

Delapan puluh tahun yang lalu, setelah 14 tahun perang tanpa henti, Tiongkok mencapai kemenangan besar mereka dalam Perang Perlawanan terhadap Agresi Jepang bersama dengan kemenangan Perang Anti-Fasis Dunia. Untuk menandai kesempatan itu, sejumlah film dan drama televisi baru yang mengenang perang perlawanan telah dirilis dan mendapat pujian. Pendapatan box office “Dead to Rights” telah menembus 2 miliar yuan ($278,4 juta).

“Dongji Rescue” adalah film dengan wawasan mendalam dan relevansi kontemporer. Sambil memperingati sejarah, itu memperkuat tekad kita untuk menjunjung tinggi perdamaian, menginspirasi refleksi yang lebih dalam tentang sejarah dan aspirasi untuk perdamaian di seluruh dunia. Ini mengajarkan kita untuk bersatu, belajar dari sejarah, dan membangun masa depan yang lebih cerah bersama.

Artikel ini disediakan oleh penyedia konten pihak ketiga. SeaPRwire (https://www.seaprwire.com/) tidak memberikan jaminan atau pernyataan sehubungan dengan hal tersebut.

Sektor: Top Story, Daily News

SeaPRwire menyediakan distribusi siaran pers real-time untuk perusahaan dan lembaga, menjangkau lebih dari 6.500 toko media, 86.000 editor dan jurnalis, dan 3,5 juta desktop profesional di 90 negara. SeaPRwire mendukung distribusi siaran pers dalam bahasa Inggris, Korea, Jepang, Arab, Cina Sederhana, Cina Tradisional, Vietnam, Thailand, Indonesia, Melayu, Jerman, Rusia, Prancis, Spanyol, Portugis dan bahasa lainnya. 

CONTACT: Contact: CGTN, cgtn@cgtn.com

“`