Berita Indonesia Terbaru Hari Ini

Blinken Minta Kongo dan Rwanda Menurunkan Ketegangan Konflik Perbatasan

Sekretaris Negara Amerika Serikat Antony Blinken telah mendesak Rwanda dan Kongo untuk menurunkan ketegangan dan menarik pasukan dari perbatasan mereka menyusul meningkatnya pertarungan yang telah mengungsikan hampir 7 juta orang.

Blinken berbicara secara terpisah melalui telepon dengan Presiden Kongo Felix Tshisekedi dan Presiden Rwanda Paul Kagame tentang “situasi yang tidak stabil dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk sepanjang perbatasan,” kata Departemen Negara AS.

Pernyataannya mengatakan Blinken menganjurkan solusi diplomatik untuk ketegangan tersebut.

Pertarungan antara pemberontak M23 dan milisi setia kepada tentara Kongo telah meningkat di provinsi-provinsi Kongo Timur Ituri, Kivu Utara dan Selatan dan Tanganyika.

Pemerintah Kongo berulang kali menuduh Rwanda mendukung pemberontak M23 yang telah menguasai wilayah besar di timur Kongo. “Ahli PBB” telah mengatakan mereka memiliki bukti kuat bahwa tentara Rwanda bertempur bersama kelompok pemberontak. Rwanda menolak tuduhan tersebut dan malah menuduh tentara Kongo melemparkan desa di wilayah Rwanda sepanjang perbatasan.

Organisasi Internasional untuk Migrasi telah menggambarkan situasinya sebagai pengungsian internal dan krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Ribuan warga sipil telah tewas. Jutaan telah tergusur. Ratusan ribu telah melarikan diri ke negara tetangga Uganda.

“Selama dekade, rakyat Kongo telah hidup dalam badai krisis,” kata Fabien Sambussy, Kepala Misi IOM di Kongo. “Eskalasi konflik terbaru telah mengungsikan lebih banyak orang dalam waktu yang lebih singkat seperti jarang terlihat sebelumnya.”

Kongo dijadwalkan akan menyelenggarakan pemilihan presiden bulan depan, namun ada kekhawatiran bahwa eskalasi kekerasan di timur akan mempengaruhi pemungutan suara di mana Tshisekedi berusaha untuk masa jabatan kedua.