Jakarta, Indonesia – Pejabat tinggi pengendalian penyakit China mengatakan negara itu secara resmi mempertimbangkan untuk mencampurkan beberapa vaksin Covid-19 yang berbeda. Ini sebagai cara untuk lebih meningkatkan kemanjuran vaksin.
“Vaksin yang tersedia saat ini tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi,” ucap Gao Fu, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, mengatakan dalam sebuah konferensi di Chengdu, China sebagaimana dilaporkan Reuters, Minggu (11/4/2021).
Baca:Banyak Kontroversi, Ini Sederet Fakta Vaksin AstraZeneca |
“Inokulasi menggunakan vaksin dari jalur teknis yang berbeda sedang dipertimbangkan,” katanya.
Gao mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk “mengoptimalkan” proses vaksin. Termasuk mengubah jumlah dosis dan lamanya waktu antara dosis merupakan solusi “pasti” untuk masalah kemanjuran.
Sebelumnya China diketahui telah mengembangkan empat vaksin Covid-19. Namun sejauh ini ada dua vaksin yang benar-benar diekspor keluar negeri, yaitu Sinovac dan Sinopharm.
Namun kedua vaksin ini diketahui tertinggal secara efikasi dibandingkan vaksin buatan negara-negara Barat seperti Moderna dan Pfizer/BioNTech. Vaksin besutan Sinovac ditemukan memiliki tingkat kemanjuran sedikit di atas 50% dalam uji klinis Brasil. Sebuah studi terpisah di Turki mengatakan itu efektif 83,5%.
Tidak ada data khasiat rinci yang telah dirilis pada vaksin yang dibuat oleh Sinopharm China. Dikatakan dua vaksin yang dikembangkan oleh unitnya masing-masing 79,4% dan 72,5% efektif, berdasarkan hasil sementara.
Di Indonesia sendiri, vaksin Sinovac telah dipakai dalam program inokulasi nasional. Dalam penelitian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin itu diketahui memiliki tingkat kemanjuran sebesar 65,3%.
Baca:China Mau Buat “Ramuan Ajaib” Baru Buat Lawan Corona |
[Gambas:Video ]
(sef/sef)