Berita Indonesia Terbaru Hari Ini

Ini 9 Kabar Penting untuk Cari Cuan, Saat Covid-19 Turun

Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, Indonesia – Di awal pekan ini bursa saham domestik berpotensi kembali melanjutkan pelemahannya seiring terkoreksinya bursa saham Wall Street. Namun ada kabar baik dari dalam negeri, jumlah kasus baru terinfeksi virus covid-19 mulai turun drastis, diharapkan ini bisa jadi katalis baru.

Kasus positif infeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 5.560 orang pada Minggu (28/2/2021). Jumlah ini terus melandai dibanding hari sebelumnya yang mencapai 6.208 kasus.

Berdasarkan laman Covid19.go.id, tambahan jumlah hari ini membuat total kasus positif mencapai 1.334.634 orang.

Pada perdagangan, Jumat akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,76% ke level 6.241,79 poin dengan nilai transaksi Rp 21,58 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,56 juta kali.

Pelaku pasar asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 95,07 miliar, namun sejak awal tahun, pelaku pasar masih membukukan net buy sebesar Rp 14,56 triliun.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Senin (1/3/2021):

1. Sowan ke Pieter Tanuri, Kaesang Siap Beli Saham Bali United?

Sempat heboh dengan tuduhan pompom saham tertentu, terutama BUMN, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep kembali meramaikan spekulasi dunia persahaman di Tanah Air.

Kaesang baru saja bertemu dengan pemilik Bali United, Pieter Tanuri. Bali United adalah satu-satunya klub sepak bola Indonesia yang sahamnya tercatat di BEI melalui induknya PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA). Dalam sepekan terakhir, saham BOLA naik 4,08% dan sebulan melesat 56% di level harga Rp 306/saham.

Pada perdagangan terakhir Jumat lalu, saham BOLA ditutup naik 4,75% di posisi Rp 306/saham dengan nilai transaksi Rp 1,17 miliar dan volume perdagangan 3,88 juta saham.

Baca:

Welcome Maret! Intip Bocoran Saham Pilihan Potensi Cuan nih

2. Erick Bikin Holding, Hotel Indonesia Natour Spin-Off 11 Hotel

BUMN pengelola hotel, PT Hotel Indonesia Natour/HIN (Persero) berencana melakukan pemisahan bisnis (spin-off) 11 unit hotel miliknya dalam rangka integrasi dan peningkatan nilai hotel BUMN melalui pendirian PT Hotel Indonesia Properti (HIPro) dengan porsi kepemilikan 99,99%.

Dalam rangka melakukan spin-off 11 unit hotel, perseroan terlebih dahulu mendirikan HIPro dengan setoran tunai. HIN akan memiliki penyertaan sebanyak 99,99% dan sisanya 0,01% oleh koperasi karyawan Grand Inna Bali Beach.

Hal itu diungkapkan berdasarkan dokumen Pengumuman Atas Ringkasan Rancangan Spin-Off Bisnis 11 Unit Hotel PT Hotel Indonesia Natour (Persero) dalam Rangka Integrasi dan Peningkatan Nilai Hotel BUMN melalui Pendirian PT Hotel Indonesia Properti.

3. Terbitkan 925 Juta Saham Baru, BJBR Bakal Rights Issue

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) akan melaksanakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue sebanyak 925 juta lembar saham seri B dengan nominal Rp 250 per saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (26/2/2021) angka tersebut setara dengan 9,4% dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam Prospektus PMHMETD dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Adapun rencana tersebut akan dimohonkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2020 (RUPST) yang akan diselenggarakan pada tanggal 6 April 2021.

Baca:

Siapin Kocek! Intip 10 Saham Cuan Terbaik Selama Februari

4. Laba BTPN Turun 32% Jadi Rp 1,75 T di 2020

PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat penurunan kredit hingga 4% (year-on-year/yoy) menjadi Rp 136,2 triliun sepanjang 2020 akibat pelemahan aktivitas bisnis dan repayment kredit yang lebih tinggi dibandingkan pemberian fasilitas kredit baru.

Mengutip keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (26/2/2021) meski kredit mengalami penurunan, segmen korporasi masih mencatat pertumbuhan sebesar 4% menjadi Rp 78,7 triliun (yoy).

Hingga akhir Desember 2020 akumulasi total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi adalah sebesar Rp 13,2 triliun atau sekitar 9,7% dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi. Adapun untuk gross NPL tercatat berada di level 1,21% hingga akhir Desember 2020. Angka ini relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang tercatat sebesar 3,06%.