Jakarta, Indonesia – Bursa Asia dibuka semarak pada perdagangan Selasa (13/4/2021), jelang rilis data neraca perdagangan China periode Maret 2021 pada pukul 10:00 waktu setempat atau pukul 09:00 WIB dan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) malam nanti pukul 19:30 WIB.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,23%, Hang Seng Hong Kong dibuka tumbuh 0,37%, Shanghai Composite China menguat 0,13%, indeks Straits Times Singapura naik tipis 0,06% dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,15%.
Pelaku pasar di Asia akan mencermati rilis data neraca perdagangan dan data ekspor-impor China periode Maret 2021 yang akan dirilis pada pukul 10:00 waktu China/Hong Kong atau pukul 09:00 WIB.
Baca:Cek Gaes! Begini Kinerja Emiten LQ45 di 2020, Mayoritas Seret |
Sementara dari kabar korporasi, investor akan mengawasi saham raksasa teknologi China Alibaba, setelah bank sentral China (People Bank of China/PBoC) mengumumkan pada Senin (12/4/2021) kemarin bahwa perusahaan afiliasi keuangan dari Alibaba, Ant Group akan merestrukturisasi sebagai perusahaan induk keuangan.
Itu terjadi hanya beberapa hari setelah Alibaba didenda US$ 2,8 miliar karena melanggar aturan anti-monopoli.
Beralih ke Negeri Paman Sam (AS), bursa saham New York (Wall Street) mengawali pekan ini di zona merah, turun dari rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada pekan lalu. Pelaku pasar menanti rilis data inflasi, serta laporan laba rugi emiten di pekan ini.
Indeks Dow Jones pada perdagangan Senin (12/4/2021) waktu setempat melemah 0,16% ke 33.745,4, S&P 500 turun tipis 0,02% ke 4.127,99, dan Nasdaq minus 0,36% ke 13.850.
Data inflasi AS akan dirilis hari ini, yang akan memberikan dampak signifikan di pasar. Maklum saja, inflasi merupakan salah satu acuan utama bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter.
Perencana Saham Evercore ISI Dennis DeBusschere menilai tekanan fiskal yang positif, penjualan rumah, tabungan masyarakat yang besar, dan The Fed membiarkan inflasi melampaui 2% menandai situasi ekonomi yang berubah.
“Data AS diperkirakan kuat pekan ini dan vaksinasi di AS meningkat. Suku bunga riil masih terlalu negatif dan kita mengarah pada pertumbuhan, mendukung kinerja saham yang baik meski dengan risiko yang membayang,” tuturnya sebagaimana dikutip International.
Pada Minggu (11/4/2021) malam waktu AS, ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa ekonomi AS berada di “poin pembalikan” dengan pertumbuhan dan kenaikan pembukaan lapangan kerja diprediksi melesat. Dia menilai inflasi 2% masih bisa diterima.
“Kami ingin melihat inflasi naik menuju 2% – dan itu berarti dalam basis yang berkelanjutan, dan bukan berarti kita akan menyentuh level itu hanya sekali,” tutur dia. “Dan kami juga ingin melihatnya sesuai dengan jalur untuk bergerak moderat melampaui 2% untuk beberapa waktu.”
Sementara itu, musim rilis laporan keuangan kuartal I-2021 dimulai pada pekan ini dengan ekspektasi bahwa kinerja emiten AS masih bakal positif. Beberapa emiten kakap yang akan merilis keuangannya pekan ini di antaranya adalah Goldman Sachs dan JPMorgan Chase.
TIM RISET INDONESIA
Baca:Diam-diam Saham Konsumer Mulai Diakumulasi, Saatnya Serok? |
[Gambas:Video ]
(chd/chd)