Berita Indonesia Terbaru Hari Ini

Junta Militer Myanmar Makin Ngeri, 618 Orang Tewas

Soldiers walk towards anti-coup protesters during a demonstration in Yangon, Myanmar on Tuesday March 30, 2021. Thailand’s Prime Minister Prayuth Chan-ocha denied Tuesday that his country’s security forces have sent villagers back to Myanmar who fled from military airstrikes and said his government is ready to shelter anyone who is escaping fighting. (AP Photo)

Jakarta, Indonesia – Kondisi Myanmar makin menggenaskan. Dalam laporan terbaru Sabtu (10/4/2021), puluhan orang kembali tewas dalam sehari karena langkah keras junta militer menumpas gerakan anti kudeta Jumat (9/4/2021).

Penumpasan brutal dilakukan junta militer di kota Bago, 65 kilometer (40 mil) dari timur laut Yangon. AFP melaporkan, dari data Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), 80 orang pengunjuk rasa tewas.

Pilihan Redaksi
  • Xi Jinping ‘Turun’ di Myanmar, China Hubungi Massa Anti-Junta
  • Mulai Panas! Milisi Etnis Serang Polisi Myanmar, 10 Tewas
  • Jenderal Junta Militer Myanmar Buka Suara Usai Dikecam Dunia

Dalam sebuah rekaman, media itu juga menulis banyak pengunjuk rasa bersembunyi di balik karung pasir sambal membawa senapan rakitan. Petugas berwenang juga menolak membiarkan petugas penyelamat berada di dekat sejumlah korban tewas.

“Mereka menumpuk semua mayat, memasukkannya ke dalam truk tentara dan membawanya pergi,” kata saksi, ditulis AFP.

Outlet berita lokal Myanmar Now juga melaporkan hal senada. Namun angka korban naik menjadi 82 orang.

“Penembakan dimulai sebelum fajar pada Jumat dan masih berlangsung hingga sore hari,” tulis media tersebut dilansir Reuters.

“Ini seperti genosida. Mereka menembaki setiap bayangan.”

Penduduk kota juga dilaporkan telah melarikan diri. Ini membuat total kematian warga pro pemerintahan sipil menjadi 618 orang sejak kudeta terjadi 1 Februari.

Sementara itu, surat kabar yang dikelola negara, New Light of Myanmar, menyalahkan para pendemo sebagai pemicu tindakan keras aparat. Media itu juga melaporkan hanya satu orang yang tewas.

Juru bicara junta, sehari sebelumnya mengatakan pemerintah mencatat 248 kematian warga dan 16 polisi. Ia juga membantah senjata otomatis digunakan aparat.

Pemerintah Aung San Suu Kyi, digulingkan sejak dua bulan lalu. Sejumlah sanksi, termasuk ekonomi diberikan ke junta militer namun belum ada yang berhasil menghentikan kekerasan.

[Gambas:Video ]

(sef/sef)