JAKARTA, Indonesia, 9 Nov 2023 — PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk. (IDX: BBRI) kinerja keuangan di Q3 2023 telah memicu rekomendasi di antara para analis, yang sekarang menyarankan ‘beli’ atau ‘hold’ karena kinerja yang menjanjikan di sektor mikro.
BRI’s Financial Performance Draws Analysts’ Recommendations for its Shares
“Segmen ini diharapkan dapat membantu mengimbangi beberapa tekanan pada marjin bunga bersih karena suku bunga terus meningkat, berkat kualitas asetnya yang kuat,” jelas Melissa Kuang, Chartered Financial Analyst di Goldman Sachs Research.
Laporan PT UBS Sekuritas Indonesia menaikkan harga target BRI menjadi IDR 6.925, kenaikan 2-3% dari proyeksi sebelumnya sebesar IDR 6.700. Ini didasarkan pada suku bunga bebas risiko 7,25%, ROI konsisten 20,5%, dan pertumbuhan yang berkelanjutan sebesar 9%.
Selanjutnya, BNI Sekuritas menargetkan harga BRI pada IDR 6.000, sejalan dengan rasio harga-nilai buku 1 tahun saat ini sebesar 2,3x, sesuai dengan rata-rata 5 tahun. Meskipun tantangan kualitas aset di Q3-2023 untuk lembaga keuangan berfokus pada segmen massal, perbaikan Q4 didorong oleh pendanaan terkait pemilu diharapkan.
PT Verdhana Sekuritas memprediksi harga BRI pada IDR 6.150 dengan rekomendasi ‘beli’, menggunakan metode DuPont: suku bunga bebas risiko 6,5%, biaya ekuitas 7,8%, beta 0,8%, dan ROA disesuaikan untuk CAR 18,0%. Mereka mengantisipasi peningkatan belanja pemerintah untuk mendukung mikrosegmen dengan subsidi tunai untuk memitigasi dampak El Nino.
Optimis terhadap pendapatan BRI, Yunita Sekuritas telah merekomendasikan ‘beli’ karena potensi jangka panjang BRI mencapai lebih dari 50 juta pelanggan potensial di segmen ini dengan harga target 12 bulan sebesar IDR6.800 (US$0,43), potensi kenaikan 31,4%.
CGS CIMB Sekuritas mengantisipasi dampak pemilu umum Q4-2023 terhadap penyaluran kredit UMKM. Mereka memperkirakan BRI akan mempertahankan rasio pembayaran dividen 80-85% untuk lima tahun ke depan. Rekomendasi ‘Tambah’ mereka berlanjut dengan harga target tidak berubah IDR 6.100 per saham, menggunakan model GGM pada 2,7x P/BV FY24F. Katalis potensial meliputi lingkungan makroekonomi yang lebih menguntungkan yang dapat mengurangi biaya kredit.
Pada September 2023, BRI mencapai pertumbuhan aset konsolidasian sebesar 9,93% YoY, mencapai IDR 1.851,97 triliun, dan laba bersih setelah pajak IDR 44,21 triliun, menandai kenaikan tahunan sebesar 12,47%. “Kontributor utama pertumbuhan meliputi pertumbuhan pinjaman double-digit, peningkatan dana pihak ketiga dan pendanaan berbiaya rendah, mempertahankan kualitas kredit, dan proporsi pendapatan berbasis biaya yang semakin besar dalam pendapatan BRI secara keseluruhan,” simpul Sunarso, Direktur Utama BRI.
Informasi lebih lanjut di www.bri.co.id.