Jakarta, Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan 1,6% ke 6.358,209 sepanjang pekan lalu. Data perdagangan mencatat investor asing pekan lalu melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 1,6 triliun dengan nilai transaksi mencapai Rp 64,9 triliun.
Dengan penguatan tersebut, IHSG kini sudah membukukan penguatan 6 pekan beruntun dengan total Rp 8,5%.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang melesat dengan indeks Dow Jones serta S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang masa membuat IHSG juga terkerek naik.
Namun, yield obligasi (Treasury) yang masih menanjak memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan Indonesia. Pergerakan yield tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG di awal pekan ini, Senin (15/3/2021).
Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan kinerja ekspor Indonesia periode Februari 2021. Konsensus pasar yang dihimpun Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 6,75% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Sementara impor diperkirakan tumbuh 11,85% YoY. Meski pertumbuhan impor lebih cepat ketimbang ekspor, tetapi neraca perdagangan diproyeksi tetap positif US$ 2,145 miliar.
Baca:Simak 9 Kabar Ini, Penting Buat Pertimbangan Cari Cuan |
Secara teknikal, IHSG berhasil kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang tentunya memberikan tenaga untuk kembali menguat. Selain itu, resisten 6.310 juga berhasil dilewati.
Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic pada grafik 1 jam mendekati wilayah jenuh beli (oversold) yang berisiko membuat IHSG terkoreksi.
![]() Foto: Refinitiv |
IHSG kini berada di dekat resisten 6.360, jika ditembus bursa kebanggaan Indonesia berpeluang menguat menguat ke 6.400. IHSG bisa melaju lebih kencang jika level tersebut juga ditembus.
Sementara selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko turun ke 6.300. Support selanjutnya berada di level 6.265.
TIM RISET INDONESIA
Baca:PPnBM 0% Bikin Mobil Laris Manis, Saham Otomotif Siap Ngamuk? |
[Gambas:Video ]
(pap/pap)