Berita Indonesia Terbaru Hari Ini

Simak 9 Kabar Ini, Penting Buat Pertimbangan Cari Cuan

Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, Indonesia – Pada akhir pekan lalu Jumat (12/3/2021), banyak peristiwa yang yang dilakukan sejumlah emiten. Kabar ini beragam mulai dari kinerja perusahaan, karena memang saat ini sedang musim rilis kinerja 2020 dan sejumlah kabar mengenai bisnis emiten.

Selain itu, ada kabar yang juga dinilai akan berdampak positif pada pasar saham dalam negeri.

Untuk lebih lengkap, Indonesia telah merangkum sejumlah peristiwa untuk menjadi bahan pertimbangan sebelumnya perdagangan Senin (15/3/2021) dibuka.

1. Geber Hilirisasi Batu bara, Bukit Asam Rogoh Kocek Rp 3,8 T

Perusahaan BUMN tambang batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan anggaran untuk diversifikasi bisnis dan hilirisasi batu bara sebesar Rp 3,8 triliun pada tahun ini.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan hilirisasi batu bara melalui proyek gasifikasi masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Dia optimistis proyek ini akan memberikan banyak dampak positif seperti cadangan devisa, dan manfaat langsung lainnya.

“Investasi di 2021 kita targetkan sebesar Rp 3,8 triliun untuk hilirisasi,” ungkapnya dalam konferensi pers kinerja PTBA per 31 Desember 2020, Jumat, (12/03/2021).

2. Simak! Ini Buka-bukaan Bank Grup Salim soal Kabar Unicorn

Manajemen bank milik Grup Salim lewat Indolife Pensiontama, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menjelaskan beberapa hal kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring dengan pergerakan harga saham perusahaan yang menggeliat dalam beberapa waktu terakhir.

Hal yang dijelaskan di antaranya soal komitmen memenuhi ketentuan modal inti Rp 2 triliun tahun ini dan tahun depan Rp 3 triliun, rumor soal diakuisisi unicorn (startup dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun), dan kabar beralihnya strategi bisnis menjadi bank digital.

Data BEI menunjukkan saham BINA sudah melesat 104% dalam 3 bulan terakhir dan year to date melonjak 107% di level Rp 1.430/saham.

Baca:

Menunggu Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi dari “Pasar Baru”

3. Muamalat Siapkan Aksi Korporasi, Mau Listing?

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk saat ini tengah mempersiapkan penambahan modal perusahaan dan disebutkan akan segera rampung dalam waktu dekat. Perusahaan disebut akan segera mendapatkan tambahan modal dari investor.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan tambahan modal ini nantinya akan memperkuat perusahaan.

“Pionir bank syariah Tanah Air ini akan mendapatkan suntikan modal yang akan menjadikan posisi Bank Muamalat semakin kuat. Proses tersebut diharapkan dapat segera rampung dalam waktu dekat,” kata Achmad dalam siaran persnya, Minggu (14/3/2021).

4. Layani 1 Juta Tes Covid, Laba Prodia Capai Rp 269 M di 2020

Emiten pengelola laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil mempertahankan performa profitabilitas pada tahun 2020. Laba bersih tahun lalu naik 27,8% menjadi Rp 268,75 miliar dari periode yang sama tahun 2019 Rp 210,26 miliar.

Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban yang optimal ini mendukung pencapaian laba usaha Prodia sebesar Rp 301,76 miliar, atau naik 39,67% dari tahun sebelumnya.

Manajemen mengungkapkan laba bersih perseroan naik seiring dengan peningkatan pendapatan bersih. Pertumbuhan pendapatan bersih naik sebesar 7,4% menjadi Rp 1,87 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,74 triliun.

Baca:

PPnBM 0% Bikin Mobil Laris Manis, Saham Otomotif Siap Ngamuk?

5. Kerek Modal Rp 3 T, Bank Artha Graha Mau Subdebt Rp 300 M

Manajemen PT Bank Artha Graha Internasional (INPC) mengungkapkan bahwa pemegang saham perusahaan akan berkomitmen melakukan pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun sebelum Desember 2022 sebagaimana diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

OJK memang mewajibkan modal inti bank umum tahun lalu minimal Rp 1 triliun, tahun ini Rp 2 triliun, dan tahun depan wajib Rp 3 triliun, sesuai peraturan OJK No 12/2020.

Sekretaris Perusahaan INPC Susana menjelaskan bahwa salah satu strategi untuk memenuhi ketentuan ini adalah perusahaan akan menerbitkan Long Term Notes (LTN) Obligasi Subordinasi (Subdebt) I Tahap II sebesar Rp 300 miliar yang akan dilakukan pada pertengahan tahun ini.