Berita Indonesia Terbaru Hari Ini

Wall Street K.O, Sanggupkah IHSG Bertahan di Atas 6.000?

Emiten Wall Street. AP

Jakarta, Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menembus level psikologis 6.000 pada perdagangan Selasa kemarin (6/4), meski demikian, IHSG perlu tenaga lebih besar untuk mampu terus melaju ke atas.

Selasa kemarin, IHSG menguat 0,54% ke 6.002,277, data pasar mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 200 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,4 triliun.

Penguatan IHSG mengikuti bursa saham AS (Wall Street) yang melesat pada perdagangan Senin waktu setempat hingga membukukan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Namun, pada perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia, Wall Street mengalami koreksi, yang tentunya memberikan sentimen negatif ke pasar Asia pagi ini, Rabu (7/4/2021).

Baca:

Berharta Rp 562,8 T, Duo Djarum Masih Orang Terkaya di RI

Tiga indeks saham acuan global di Bursa New York kompak melenggang ke zona merah di akhir perdagangan. Indeks Dow Jones Industrial memimpin pelemahan dengan koreksi 0,29%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 0,1% dan 0,05%.

Selain itu, rilis cadangan devisa Indonesia bisa mempengaruhi sentimen pelaku pasar. Jika cadangan devisa kembali meningkat, artinya Bank Indonesia (BI) punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah saat terjadi gejolak, sehingga memberikan kenyamanan berinvestasi di pasar saham.

Selain itu, peningkatan cadangan devisa juga berarti BI tidak banyak melakukan intervensi belakangan ini, saat nilai tukar rupiah terus melemah.

Secara teknikal, meski berhasil kembali ke atas level 6.000 tetapi IHSG masih berada di bawah indikator rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100). MA 100 terbukti mampu menahan penguatan IHSG. Selama tertahan di bawahnya IHSG masih berisiko melemah.

Stochastic pada grafik harian berada di wilayah jenuh jual (oversold).

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik tetapi masih jauh dari wilayah overbought.

Level psikologis 6.000 kini menjadi support terdekat. Selama bertahan di atasnya IHSG berpeluang menguat ke kisaran 6.050-6.070 (MA 100). Peluang untuk menguat lebih jauh terbuka jika IHSG mampu menembus MA 100.

Sementara itu jika kembali ke bawah level psikologis, IHSG berisiko melemah ke kisaran 5.960, jika berhasil ditembus IHSG berisiko melemah ke Rp 5.900.

TIM RISET  INDONESIA

Baca:

Parah! 3 Bulan Saham Emiten Migas Gak Ada yang Cuan

[Gambas:Video ]

(pap/pap)