Jakarta, Indonesia – Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Jumat (11/3/2021), mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup cerah bergairah pada Kamis (11/3/2021) waktu setempat, setelah Presiden AS, Joe Biden menandatangani RUU stimulus fiskal ‘jumbo’ senilai US$ 1,9 triliun menjadi undang-undang.
Tercatat indeks Nikkei Jepang menguat 0,16%, Hang Seng Hong Kong dibuka tumbuh 0,56%, Shanghai Composite China naik 0,3%, Straits Times Index (STI) Singapura terapresiasi 0,23%, dan KOSPI Korea melesat 1,05%.
Beralih ke Negeri Paman Sam (AS), bursa saham Wall Street ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (11/3/2021) waktu AS atau dini hari tadi waktu Indonesia.
Baca:‘Harpitnas’, Siap-siap IHSG Tembus 6.300 Hari Ini! |
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,58% ke level 32.485,59 dan menyentuh level tertinggi sepanjang masanya. S&P 500 melesat 1,04% ke 3.939,34 dan Nasdaq Composite yang meroket 2,52% ke 13.398,67.
Presiden Joe Biden menandatangani RUU stimulus senilai US$ 1,9 triliun menjadi undang-undang pada Kamis kemarin, memperingati satu tahun penutupan AS atas pandemi virus corona.
Stimulus terbesar sepanjang sejarah AS itu diteken untuk memberikan bantuan kepada orang Amerika dan meningkatkan ekonomi Negeri Paman Sam.
“Paket bantuan, di atas pemulihan yang sedang berlangsung yang dipicu oleh dimulainya vaksinasi virus corona dan kekhawatiran inflasi yang memudar, mendorong pasar,” kata Jason Pride, Kepala Investasi Wealth Management di Glenmede, Philadelphia, dilansir Reuters, Jumat (12/3).
Sementara pasar bersiap akan gelontoran stimulus segar, para investor berpendapat bahwa yang akan diuntungkan dan diburu oleh pelaku pasar masih seputar saham-saham teknologi.
Baca:Waspada! ‘Bandar Besar’ Jor-joran Jualan 10 Saham Ini Gaes |
Saham Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan Alphabet, atau biasa disebut FAANG berhasil melesat mendorong indeks pasar modal AS terbang tinggi.
Imbal hasil (yield) obligasi bertenor 10 tahun di AS masih berada di angka 1,5% walaupun beberapa pelaku pasar tetap ‘jiper’ melihat angka ini karena meskipun terlihat kecil ternyata angka ini sudah cukup atraktif untuk para pembeli.
Beberapa hari terakhir saat imbal hasil melesat, banyak analis berpendapat bahwa katalis terbangnya yield dikarenakan oleh ketakutan akan inflasi, dimana apabila inflasi terus tinggi ada kemungkinan bank sentral The Fed akan melancarkan kebijakan ekonomi ekspansif. Rilis inflasi beberapa hari lalu membuktikan bahwa ketakutan tersebut tidak valid.
Dari rilis data, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim tunjangan pengangguran turun 42 ribu menjadi 712 ribu pada awal Maret silam, terendah sejak November lalu.
TIM RISET INDONESIA
[Gambas:Video ]
(chd/chd)