Berita Indonesia Terbaru Hari Ini

Yield Treasury AS Jeblok! Rupiah Bisa Menguat Lagi Gak Ya?

Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta,  Indonesia – Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.390/US$ pada perdagangan Selasa kemarin, setelah tertahan di zona merah nyaris sepanjang perdagangan.

Yield obligasi (Treasury) AS yang bergerak turun naik kemudian turun lagi membuat rupiah sukses menguat kemarin. Pergerakan yield tersebut masih akan mempengaruhi rupiah hari ini. Kabar baiknya, yield Treasury hari in turun lagi 3,3 basis poin ke 1,6048%, meski masih berada di level tertinggi dalam lebih dari satu tahun terakhir. 

Kenaikan yield Treasury belakangan ini terjadi akibat ekspektasi pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam yang lebih cepat dari prediksi, serta kemungkinan melesatnya inflasi.

Ekonom senior, Chatib Basri, mengatakan pemulihan ekonomi AS tersebut akan membuat rupiah pelan-pelan terus melemah.

“Perkiraan saya bisa terus (melemah) selama kondisi AS masih terus begini,” kata Chatib Basri kepada Indonesia, Rabu (23/3/2021).

Baca:

Deskripsi Pasar Hari Ini: Tantrum Without Tapering!

Hanya saja menurut Chatib pelemahan yang akan terjadi bertahap sampai kepada titik tertentu. Tidak seperti tahun lalu maupun krisis sebelumnya di mana pelemahan sangat drastis sehingga menimbulkan kepanikan.

“Jadi yang terjadi pada rupiah itu creeping. Pelan-pelan rupiah terus akan melemah,” ujarnya.

Tekanan bagi rupiah pada perdagangan hari ini, Rabu (24/3/2021) bisa lebih besar lagi akibat memburuknya sentimen pelaku pasar, yang tercermin dari melemahnya bursa saham global.

Kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat secara global membuat sentimen pelaku pasar memburuk.

Per 23 Maret 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah pasien positif corona di seluruh negara adalah 123.216.178 orang. Bertambah 223.334 orang dari hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (10-23 Maret 2021), rata-rata penambahan pasien baru adalah 450.655 orang per hari. Jauh lebih tinggi dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 394.113 orang setiap harinya.

Baca:

Warning! Pelan-pelan Rupiah Terus dan akan Terus Melemah

Secara teknikal, rupiah kini berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

Meski demikian, Selasa (9/3/2021) rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Sementara itu, indikator stochastic sudah mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Untuk menguat lebih jauh, rupiah perlu menembus MA 200 di kisaran Rp 14.350-14.340/US$. Namun, Selama tertahan di atasnya, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.460 hingga 14.470/US$.

TIM RISET  INDONESIA 

Baca:

Ini 8 Kabar Penting Pagi Ini, Referensi Sebelum Berburu Cuan

[Gambas:Video ]

(pap/pap)